Archive for the Seriusan… Category

Apa Artinya Demokrasi?

Posted in Curhatan..., Seriusan... with tags , , , on July 1, 2010 by redblackdevils

apa artinya demokrasi, bila kemiskinan hanya sekadar tanda yang mesti terus dimaklumi, memenuhi baris demi baris dan deret demi deret redaksi di koran pagi, atau semacam hidangan pahit saat minum kopi? cemas yang bisu, sepotong langit terlihat di luar jendela kamarku. lalu sebuah pena, catatan aksi massa, biografi Tan Malaka, agenda yang telah kehilangan semangatnya, juga teriakan putus asa; “Aku tak ingin mencari kerja!”

siapa yang peduli. wow, ada anak perempuan diperkosa polisi. kebenaran adalah bohlam 15 watt di kamar mandi. jam mati. realitas jadi sekeras batu dan tameng-tameng besi. huru-hara lagi. wakil ribut sibuk menghitung kekuatan untuk menjatuhkan dirinya sendiri. hopla! spiral kekerasan Holder Camara kini terbukti.

aku merasa tak bisa percaya. aku makin merasa ada yang salah dalam struktur pahit keadilan dunia. aku merasa kehilangan daya pikir. aku melihat pemahaman politik yang mubazir. aku melihat dunia menuju kegilaan yang nyata.

siapa yang peduli. di negeri ini demokrasi adalah satu bentuk legimitasi untuk menindas para petani. cukai rokok naik lagi. tak ada pajak untuk hati nurani. huuuuaaaah! gerah benar pagi ini. ada VOC merindukan padi. ekstase pestisida! selamat jalan ideologi. berapa sih harga cinta? guru-guru aksi minta kenaikan gaji. murid-murid sibuk berkelahi. pendidikan: bunuh diri!

aku memeluk istriku. selamat pagi, sayangku. maaf, tak ada uang belanja untukmu. tapi di halaman belakang rumah ada sayur kangkung dan belatung, itu baik buat kandunganmu. dan jendela rumah itu makin menampilkan langit dengan warna yang sama: merah, merah menyala, merah kaum terhina, merah bumi jajahan, merah perlawanan!

apa artinya demokrasi, jika semua sumber daya yang kami miliki akhirnya ngendon ke bank-bank amerika, juga konco-konco IMF-nya: lalu kami yang berhutang sampai tujuh turunan, harus menanggung rente dan ampas kewajiban? [jeruksunkist]

Sektor Agro Bisnis Sangat Penting Bagi Indonesia

Posted in Seriusan... with tags , on June 26, 2010 by redblackdevils

Jakarta, 13 Juli 2006 (saat itu saya masih koresponden untuk Agro Channels, Majalah Agro Bisnis asal Malaysia). Saya berkesempatan untuk wawancara dengan Bapak Anton Apriyantono, Menteri Pertanian saat itu. Inilah hasilnya…

Sektor pertanian merupakan sektor andalan perekonomian nasional. Hal tersebut disadari penuh oleh pemerintah dan bangsa Indonesia. Dalam memposisikan sektor pertanian sebagai andalan perekonomian nasionalnya pemerintahan kabinet Indonesia Bersatu telah menjadikan sektor pertanian sebagai satu dari enam prioritas pembangunan ekonomi nasionalnya yaitu revitalisasi pertanian dan pedesaan.

Revitalisasi pertanian dan pedesaan, secara garis besar ditujukan untuk (a) meningkatkan peran sektor pertanian dalam perekonomian nasional, (b) menciptakan lapangan kerja berkualitas di pedesaan khususnya lapangan kerja non pertanian, dan (c) meningkatkan kesejahteraan petani, nelayan dan masyarakat pedesaan yang ditunjukkan dengan peningkatan pendapatan dan produktivitas pekerja di sektor pertanian

Dalam jangka menengah (2005-2009) sasaran pertumbuhan PDB sektor pertanian dalam arti sempit (tidak termasuk kehutanan dan perikanan diproyeksikan meningkat dari 2,97 persen pada tahun 2005 menjadi 3,58 persen pada tahun 2009 atau rata-rata meningkat 3,29 persen per tahun. Berdasarkan harga konstan tahun 2000 maka sasaran PDB sektor pertanian akan meningkat dari Rp 198 triliun pada tahun 2005 menjadi Rp 226 triliun pada tahun 2009.

Program Pembangunan Pertanian

Pembangunan Pertanian dilakukan melalui 3 (tiga) program utama, yaitu :
a. Program Peningkatan Ketahanan Pangan yang bertujuan untuk memfasilitasi terjaminnya masyarakat untuk memperoleh pangan yang cukup setiap saat, sehat dan halal. Sasaran yang ingin dicapai dalam program ini adalah (a) tersedianya pangan pada tingkat nasional, regional dan rumah tangga yang cukup, aman dan halal, (b) meningkatnya keragaman konsumsi dan pangan masyarakat, dan (c) meningkatnya kemampuan masyarakat dalam mengatasi kerawanan pangan.
b. Program Pengembangan Agribisnis yang bertujuan untuk : (a) memfasilitasi berkembangnya berbagai produksi pertanian yang mempunyai nilai tambah dan daya saing yang tinggi baik di pasar domestic maupun internasional, dan (3) meningkatkan konstribusi sektor pertanian dalam perekonomian nasional.
c. Program Peningkatan Kesejahteraan Petani yang bertujuan untuk memfasilitasi peningkatan pendapatan petani melalui pemberdayaan, peningkatan akses terhadap sumber daya pertanian, pengembangan kelembagaan dan perlindungan terhadap petani.

Memperluas produk makanan atau berbagai hasil olahan produk pertanian merupakan salah satu sasaran yang ingin dicapai oleh pembangunan pertanian yang dilakukan melalui Program Pengembangan Agribisnis. Untuk mewujudkan hal tersebut maka dilakukan upaya-upaya melalui pengembangan kelembagaan dan informasi pasar, pengembangan kerjasama dan perdagangan internasional, pengembangan lembaga system jaminan mutu produk pertanian, dan pengembangan promosi produk pertanian serta pengembangan agro industri pedesaan.

Revitalisai Pertanian dan Pedesaan

Berkenaan dengan Revitalisasi Pertanian dan Pedesaan hal yang pertama serta utama dalam pelaksanaannya adalah komitmen politik dan dukungan berbagai komponen bangsa dalam melaksanakan kegiatan revitalisasi pertanian dan pedesaan. Komitmen politik terhadap revitalisasi pertanian dan pedesaan telah ditunjukkan oleh pemerintahan kabinet Indonesia bersatu dengan menempatkan sektor pertanian sebagai salah satu prioritas utama pembangunan ekonomi nasionalnya. Selanjutnya pada bulan Juni tahun 2004 yang lalu Presiden Republik Indonesia Bapak Dr. H. Susilo Bambang Yudoyono telah mencanangkan revitalisasi pertanian, perikanan dan kehutanan.

Komitmen pemerintah untuk mendorong sektor pertanian melalui revitalisasi pertanian juga telah ditunjukkan dengan semakin meningkatnya volume dan proporsi anggaran pembangunan sub sektor pertanian dalam setiap tahunnya. Pada tahun 2007 anggaran pembangunan pertanian diusulkan sebesar 14,6 triliun rupiah. Dari anggaran yang diusulkan tersebut untuk pembangunan pertanian tahun 2007 disetujui pagu indikatifnya sebesar 7,8 triliun rupiah.

Sesuai dengan Rencana Pembangunan Pertanian Jangka Panjang dan Menengah (2005-2009)Departemen Pertanian memprediksikan bahwa kebutuhan investasi revolusi hijau yang diperlukan adalah sebesar Rp. 77,07 Trilyun, dengan rata-rata per tahun Rp. 14,40 Trillyun per tahun dengan rincian sebagai berikut:
a. Sub sektor tanaman pangan Rp. 30,05 T, rata-rata per tahun Rp. 5,08 T.
b. Sub sektor Hortikultura Rp. Rp.9,92T, rata-rata per tahun Rp. 1,98 T
c. Sub sektor perkebunan Rp. 20,52T, rata-rata per tahun Rp. 4,1T
d. Sub sektor peternakan Rp. 16,12 T, rata-rata per tahun Rp. 3,22 T

Pengembangan Komoditas Pertanian dan Prioritas Kegiatan

Dalam pengembangan berbagai komoditas pertanian, Departemen Pertanian telah menentukan 32 jenis komoditi pertanian yang akan dikembangkan sampai dengan tahun 2009, yaitu :
a. tanaman pangan : padi, kedelai, jagung, ubi kayu dan kacang tanah.
b. Tanaman hortikultura : kentang, cabe merah, mangga, manggis, pisang, anggrek, durian, rimpang dan jeruk.
c. Tanaman perkebunan : kelapa sawit, karet, kelapa, kakao, kopi, lada, jambu mete, tanaman serat, tebu, tembakau, cengkeh.
d. Peternakan : sapi potong, kambing, domba, babi, ayam buras, itik.

Departemen Pertanian juga telah mengidentifikasi berbagai kegiatan prioritas yang diyakini mampu mendorong percepatan pertumbuhan sektor pertanian dan peningkatan kesejahteraan petani. Kegiatan tersebut dilakukan melalui pengembangan benih bersubsidi kepada petani miskin, penguatan kelembagaan perbenihan/pembibitan, peningkatan kapasitas sumber daya pertanian dan revitalisasi pertanian, penguatan kelembagaan ekonomi petani, stabilisasi/kepastian harga komoditas primer, penjaminan kredit pertanian, subsidi bunga modal investasi, penyediaan infrastruktur pertanian, mekanisasi, pasca panen, pengolahan dan pemasaran hasil, pengendalian UPT dan penyakit hewan, pertanian organik dan lingkungan hidup, pengembangan bio energi bidang pertanian, peningkatan kegiatan eksibisi, pilot-pilot percontohan, integrasi tanaman-ternak, kompos dan bio gas, peremajaan karet rakyat nasional, revitalisasi pelayanan jasa alat mesin pertanian dan kelompok usaha pelayanan jasa alat mesin pertanian, reviatalisasi kelompok tani dan gabungan kelompok tani, fasilitasi terpadu investasi pertanian dan menajemen pembangunan pertanian

Peningkatan Inestasi dan Kerjasama Internasional

Indonesia sangat mengharapkan masuknya investasi di sektor pertanian dari berbagai negara . Negara Timur Tengah menjadi harapan yang cukup besar untuk berinvestasi di Indonesia karena negara-negara di kawasan tersebut mempunyai kesamaan terutama dalam hal agama, kemudian negara-negara di kawasan tersebut adalah negara-negara dengan income per kapita tinggi sehingga sangat besar kemampuannya untuk melakukan investasi di luar negeri, terutama di Indonesia, beberapa langkah yang telah dilakukan antara lain:
• Mengadakan promosi investasi di kawasan Timur Tengah dan ini telah dilakukan oleh Menteri Pertanian pada tahun 2005 dengan mengadakan kunjungan sekaligus promosi investasi di negara-negara seperti Qatar, Dubai dan Saudi Arabia. Dan pada tanggal 17-22 September 2006 Departemen Pertanian akan mengikuti pameran “Saudi Agriculture Expo 2006” dan promosi investasi di Riyadh, yang akan mengundang para duta besar di kawasan Timur Tengah untuk mempresentasikan kajian tentang potensi pasar dan investasi di negara dimana ditugaskan dan untuk menjajagi kemungkinan adanya investasi yang bisa dikerjasamakan dengan negara-negara kawasan Timur Tengah.
• Selain itu upaya untuk memperbaiki iklim iklim investasi agar Indonesia kembali menjadi tujuan investasi yang menarik, pemerintah telah menerbitkan Keppres No. 3 tahun 2006 mengenai paket kebijakan perbaikan iklim investasi. Dengan adanya kebijakan ini diharapkan semua instansi terkait melakukan perbaikan-perbaikan dalam memberikan pelayanan perizinan investasi.

Dalam mengembangkan berbagai komoditi pertanian, tentu saja Indonesia sangat memperhatikan situasi dan kondisi lingkungan strategis yang berkembang disekitarnya. Oleh sebab itu keberadaan berbagai kelembagaan internasional seperti FAO, WTO selalu menjadi salah satu bahan pertimbangan dan masukan dalam pembangunan pertanian.

Dengan FAO misalkan Indonesia sangat menaruh perhatian terhadap berbagai upaya FAO dalam memperbaiki kondisi pangan dunia terutama di Negara-negara miskin dan berkembang. Dalam pengendalian penyakit hewan berbahaya seperti flu burung juga Indonesia melakukan kerjasama yang erat dengan FAO. Sementara itu dalam konstalasi perdagangan internasional Indonesia pun memperhatikan berbagai perkembangan yang digariskan oleh Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).

Nah… kira-kira bagaimana sekarang, cocok nggak dengan yang dulu direncanakan oleh beliau? [emka]

TAHI DAN PERUBAHAN SOSIAL

Posted in Seriusan... on June 24, 2010 by redblackdevils

Ini tulisan lama dari zine anak-anak bandung NC Zine #4.

Genjer. Bukan macam mitos nyanyian Gerwani, yang pernah diekspose media massa. Hanya dedaunan hijau yang sering dijadikan pelengkap pecel di daerah Serang Banten. Sekedar daun kenyal-kenyal kangkung yang oleh orang-orang Bule disebut java salad. Melirik ke folder pikiran ketika seorang teman di masa lalu mengajak main tebak-tebakan.

“Siapa yang kembali?” senyumnya.
“Nyerah!” tembak saya malas.
“Lalu siapa yang kembali” saya menodongnya.
“Genjer,!” balas teman yang sedikit sinting.

Ya!, genjer kembali mengingatkan, saat saya berjalan di pelipir selokan dekat rumah singgah. Itu, itu, itu genjer yang tersemat di tahi. Sayuran lusuh yang masih menampakkan wujud aslinya meski sudah melewati pankreas dan digodok oleh gerakan peristaltik. Siapa yang makan genjer? Pikirku. Lebih lanjut lagi, siapa yang memakan genjer hijau dan me-mix and match-kannya dengan kuning tahi serta setetes darah merah orang sembelit?. Perpaduan warna traffic light yang ditahun 2004 berniat adu fisik –memperebutkan kursi– kenapa bisa bersatu?. Ah maaf meneer dan noni!. Saya tidak bermaksud membicarakan pemilu sebab untuk apa, karena selaku individu saya berniat untuk golput! (tujuan saya golput tidak sama dengan tujuannya Arief Budiman). Ah sudah, lupakan!.

Saya akan setir kembali busana pemikiran ini menuju topik awal mengenai genjer dan tahi. Tahi-tahi bergenjer mengapung-apung bersama renik dan tutut sawah. Bongkahan-bongkahannya dapat dihitung dengan jari tapi bercak-bercaknya entahlah. Mungkin ratusan. Disguisting, Geuleuh, Geblegh, Jorok. Mengapa sedemikian banyak tahi yang hilir mudik?. Rumah siapa yang gak pake septic-tank?. Bayangkan bagaimana kalau hujan?. Saya yang wudhu lima kali sehari pasti tak akan lagi merasa suci seandainya air selokan itu meluber. Sedikit saja tumit terkena genangan airnya, saya harus mensucikan diri dengan tanah dan mandi besar –seperti waktu ke Bali, tangan saya dijilati babi–. Esok hari. Saya memang biasa melewati jalan yang disamping kirinya ada selokan. Selajur jalan tembus itu mengarahkan saya menuju warnet yang salah seorang penjaganya tomboy manis bernama Leoni.

Dan “Masya Allah” saya berteriak histeris ketika menapaki jalan yang terbuat dari tembok itu.
“Siapa, si Leoni?” penasaran-mu keluar.
“Bukan!”, saya menyanggah, yang masya Allah itu lihat!, dihadapan saya seorang wanita menjumputkan tangan ala balerina sembari melemparkan kantung plastik ke dalam selokan. Gila!. Bandung lagi musim hujan. Kalau hujan datang mampuslah, semua kebanjiran tahi!.

Prediksi berjalan. Mendung bertahan dari pagi hingga sore hari. Dan ketika jam di layar flat computer menunjuk pukul 16.32, terdengar bunyi jelegur!, byur. Hujan yang dikerabati petir datang tiba-tiba. Saya yang masih di warnet si Leoni terpaksa membatalkan kepulangan. Waktu jalan cepat. Tiga puluh menit sudah, hujan yang byur berubah menjadi ces. Time to go now. Disconnect internet. Ambil uang 7000 dari dompet
dan berjalan.

Seratus langkah dari warnet mulut saya monyong. Ingin muntah rasanya.Dikepala saya berputar-putar genjer, pemilu, tahi dan wanita yang melemparkan kantung plastik ke selokan. Air selokan meluber dan tahi-tahi berceceran di jalan. Saya mengkeriutkan dahi sembari mengumpat dalam hati “Bego apa tolol wanita itu?” sarkasme saya keluar.

Setiap tahun, di bulan yang ujungnya “ber” selokan pasti banjir. Dan wanita itu tak mungkin tak mengetahui bahwa penyebab luap air yang sehari-hari diendapi tahi, dikarenakan sampah yang sering dilontarkannya ke dalam selokan. Saya kecewa dengan kebodohan itu. Apa yang ada dalam pikiran pembaca ketika saya berpikir tentang kebodohan?.

“Ah paling kamu nyalahin sistem pendidikan dan pemerintahan negara ini!”, jawab kamu yang memakai topi pet. “Atau Paling kamu naksir sama si Leoni yang suka novel wanita di titik nol itu kan?” selidik kamu yang menggaruk ketiak. Ehm, atau!, kamu lagi mikirin bagaimana caranya, tahi manusia dijadikan pupuk urea? sangka kamu selaku mahasiswa pertanian.

SALAH!.

Tarik kembali prasangka kalian. Meski banyak benarnya apa yang kalian pikirkan kecuali si Leoni–. Tapi bukan itu intinya. Ketika endapan tahi meluber ke jalan, terbersit kembali –dalam pikiran– sebuah pernyataan teman yang jenggotnya selebat jenggot Saddam Husain saat ditangkap American Army.

“Bagaimana mau merancang revolusi kalau lingkungan sekitar masih jorok minta ampun!” serunya.

Adapula anak kedokteran yang bilang, “Jangan bicara tentang perubahan sosial kalau kamu masih buang sampah di jalan. Kerjain yang kecil-kecil dulu deh” ketiknya sewaktu chatting.

Benar!, adalah fakta bahwa banyak– orang yang bilang revolusi dan reformasi kelakuannya jorok abis. Kalau mau jujur, –bukan di kalangan aktivis sosialis dan demokrasi saja yang kayak gitu– di kalangan aktivis Islam ada juga yang begitu. Betul! dan tak bisa dihitung dengan jari harus pake kalkulator orang yang bicara tentang perubahan sosial ternyata buang sampah tidak pada tempatnya.

Saya yang pro internasionalisme Islam dan ikut demo di Jakarta, pernah menyaksikan beberapa teman yang pake slayer lâ ilaha ilallah berteriak Khilafah, dan Destroy Kapitalisme sambil buang botol aqua di pinggir jalan. Sahabat-sahabat saya itu menjentikkan puntung rokok ke taman serta menendang bungkus makanan kecil ke dalam selokan.

Dan saya katakan–supaya teman yang berjanggut dan ananda mahasiswi kedokteran itu tidak menganggap saya menyepelekan kebersihan “Hei, sang aktivis kalian mikir pake polo ya? Huh, buang sampah sembarangan!, mikir yang panjang dong.”

Boleh sombong!. Semasa SMA saya ikut pecinta alam dan selalu membuang sampah pada tempatnya. Sampai saat ini saya senantiasa memarahi teman-teman yang buang puntung rokok dari dalam mobil pribadi ke jalan, bahkan ketika membaca buku Samson Delilah dan Ideologi Hijau, saya lantas memulai untuk tidak menggunakan plastik dan stereofoam yang susah dicerna bumi. Saya sangat mencintai lingkungan. Tapi!, inti masalahnya tidak terletak disana inti masalahnya yakni– saya takut, kalau meneer dan noni terkena wabah culdessac intellectual yang menular seperti epidemik Cikumunyang yang menggegerkan itu. Meneer dan Noni harus tahu bahwa antara perubahan sosial (revolusi atau reformasi) tidak terkait dengan buang-membuang sampah tok seperti –yang dikatakan teman saya, kerjain yang kecil-kecil dulu. Lakukan dari yang kecil-kecil?. Akur!, tapi melakukan hal kecil yang nyambung kan?. Kalau hal-hal kecil seperti buang sampah tok, terlebih berbicara tentang haid dan nifas, tentang cara mencukur kumis, menyabuni kaki yang bau apek, hingga membereskan sendal di masjid!, ya nggak nyambung dengan perubahan sosial atuh!. Dan kapan perubahan sosialnya mau terjadi?. Hal-hal kecil yang nyambung dengan perubahan sosial adalah membicarakan faktor-faktor apa yang menyebabkan orang sampai berani buang sampah. Apakah karena mahalnya biaya pendidikan hingga orang jadi bodoh amat?; apakah karena buruknya strategi pembuatan saluran air atau karena penegakan hukum yang lemah?. Hal-hal yang memiliki korelasi dengan perubahan sosial lainnya adalah bagaimana caranya mendandani komunikasi politik –yang dimiliki– supaya akal dan perasaan masyarakat menerima Islam is the only solution!. Hal-hal kecil lainnya ketika ingin melakukan perubahan sosial ialah, aktif melakukan diskusi dua arah agar pemikiran masyarakat berubah; memberikan pendidikan politik-ekonomi Islam agar teman, ibu, bapak, pembantu dan pak Lurah tahu, bahwa kebijakan pemerintah tentang peminjaman hutang dari CGI dan privatisasi –merupakan usaha pemerintah untuk lari dari tanggung jawab terhadap rakyatnya adalah salah!; juga bagaimana membeberkan fakta bahwa pemerintah membiarkan koruptor dipenjara beberapa bulan sementara orang yang mencuri beras–untuk makan– dipukuli dan dibakar beramai-ramai. Yang terakhir !, jangan lupa memberikan motivasi, Ayo bergerak saat ini juga untuk perubahan! sembari mengutip perkataan Emiliano Zapata :

“Lebih baik mati dengan berpijak pada kakimu sendiri daripada hidup dengan bertumpu pada lututmu!”

Kalau meneer dan noni masih tetap memegang cara yang tidak nyambung dengan perubahan sosial maka ada baiknya saya beritahu bahwa orang-orang yang merancang Revolusi Bolsyevijk itu, celana dan bajunya kumel bin dekil; mereka bebas berhubungan seks; dan tukang mabok; tapi merekalah yang meruntuhkan kekuasaan Tsar Rusia pada tahun 1917. Lha kok bisa ya?.

(NC Zine#4)

KEDEWASAAN ORGAN REPRODUKSI BELAKA

Posted in Seriusan... on June 23, 2010 by redblackdevils

Wuah… buka-buka komputer ketemu 1 naskah yang udah lama banget. sebuah tulisan seorang teman eks-Unpad yang entah dimana sekarang. what ever lah with him yang penting tulisannya lumayan juga nih…

Terlalu banyak orang pakai baju hijau, dengan bintang merah tersemat di bahu tapi tidak tahu-menahu figur Rosa Luxemburg atau Trotsky. Kaus Che Guevara berbintang merah kini jadi pasaran. Sekarang orang-orang beratribut Sparta, pake sepatu boots berantai, kuping dan bibirnya di body piercing, hilir mudik gengam topi miring dijalanan Bandung sambil mengejek “Fuck of Kapitalis” ke orang-orang kaya yang keluar masuk plaza padahal, baca resensi Das Kapital Marx aja belum pernah. How poor they are!!!. Apa kamu termasuk kriteria posse seperti itur?. Apa kamu termasuk orang yang berbicara api, berintonasi seram alang-kepalang tapi perkataan-nya sekedar kumur-kumur tak memiliki kedalaman?. Kalau begitu, sudah dewasa atau masih seperti anak kecilkah kita?. Jamal teman saya yang anti Tuhan (atheis) slalu menyatakan bahwa kedewasaan yang sering dilihatnya adalah “kedewasaan organ reproduksi belaka”. Cara pandang Jamal dalam melihat kedewasaan saya sepakati, karena –seringnya– kedewasaan diklaim melalui pesta ulang tahun yang gemerlap cahaya, rampak musik house yang menyesaki kuping, dan potong kue tart di sebuah pesta besar sambil berkata “Saya sudah 17 tahun, sudah dewasa” atau seperti yang si Om teriakan saat menikmati wine bersama rekan bisnisnya “saya sudah matang, umur saya 40 tahun!”. Apakah ini yang disebut dewasa? padahal seseorang yang berjakun, berambut kemaluan, tumbuh bulu di ketiaknya, menstruasi, dan memiliki uang simpanan bermilyar di bank, belum tentu memiliki kedewasaan intelektual. Di dunia “ke-tiga” yang kehidupan sosial, ekonomi dan politiknya morat-marit –semacam Indonesia–, kedewasaan dalam arti sesungguhnya sulit didapat dan diperlihatkan. Di tempat-tempat umum, ruas-ruas jalan hingga bangku perkuliahan, orang banyak melakukan aktivitas bukan dikarenakan pertimbangan yang didasarkan atas kesadaran “ruh” yang ia ikat dengan fundamen nilai yang di yakini. Bahkan untuk meyakini nilai tertentu, orang-orang tidak memilihnya dengan kesadaran. Keyakinan yang tumbuh lebih condong diakibatkan karena lingkungan dan faktor keturunan yang menuntutnya demikian (dan ini tidak dewasa!!!). Seorang Jamal yang melakukan proses komparasi atau perbandingan keyakinan untuk mempertimbangkan keyakinan mana yang akan di anutnya, akan serta merta melakukan hubungan seks bebas dengan nyaman. Dia tidak akan dibayang-bayangi dosa seperti pengguna kaus Che Guevara bernama Barli, yang seusai berzinah, meraung-raung, teringat-ingat komik Tatang S. tahun 80-an yang menggambarkan pelaku seks bebas digiles setrika sebesar traktor! (di neraka). Mengapa perbuatan yang sifatnya sama memiliki dampak yang berbeda pada diri pelakunya? (dampak yang berbeda terjadi karena cara seseorang dalam memeluk keyakinan). Jamal memeluk keyakinan karena pilihannya, Barli memeluk keyakinan karena faktor keturunan, sehingga ia mengambil aturan main nilai-nilai secara setengah-setengah. Pengambilan aturan main –setengah-setengah– inilah yang menyebabkan-nya terjebak pertarungan nilai-nilai yang berbeda di dalam isi kepala. Barli menjadi manusia malang, menjadi manusia setengah jadi yang dikatakan oleh ilmu psikologi sebagai penyakit kepribadian yang terpecah split personality. Dalam kasus diatas, terlihat bagaimana kriteria kedewasaan dan ketidakdewasaan terjabarkan. Kedewasaan merupakan fase metamorfosa, fase ketika manusia mengetahui segala hal yang sedang dan akan dilakukan. Kedewasaan adalah kesadaran sempurna untuk memilih dan mengetahui konsekuensi jalan hidup yang akan diambil. Jika seseorang ingin menjadi individu super, –menjadi superman!–, maka ia harus dewasa, membuka relung fikiran untuk menyingkap tabir keberadaan dirinya ditengah semesta. Dia harus memecahkan teka-teki besar yang akan menyediakan aturan untuk dijalankan dalam kehidupannya. Seandainya aturan itu ditemukan, dan dia akan menggunakan aturan main itu secara sungguh-sungguh (melaksanakan aturan itu) maka ia akan menjadi manusia utuh yang tercerahkan. Keberadaan dirinya setelah pencerahan akan “ruh” kesadaran akan menjadikan kehidupannya di dunia bukan sekedar menjadi gerabah tanah liat yang di-isi oleh manusia lainnya. Sebab dia telah menjadi manusia merdeka yang bukan sekedar menjadi objek melainkan subjek dewasa yang harus memikul kejayaan peradaban dipundaknya!!!. [Bogor]

thanx brad…where ever u are!!!take care n keep in touch